Jangan Kuliah!
Pilihanya, kamu mau lulus tepat waktu atau lulus di waktu yang tepat?
Terhitung dari tulisan ini dibuat, 4 tahun yang lalu saya memutuskan untuk lanjut kuliah di salah satu Universitas di Jember. 4 tahun (8 Semester) itu tepat waktu jika untuk mahasiswa sarjana, tapi beda cerita dengan yang terjadi pada saya. Dengan pedenya saya ambil magister dengan jurusan yang samasekali bukan keahlian saya dan samasekali berbeda dengan S1 saya (tidak linier). Saya ini yang sarjanawan nganggur Bahasa Inggris akhirnya menempuh Magister Ekonomi dengan lulus di waktu yang tepat, ya tepat 4 tahun (8 Semseter). kok bisa lama banget?
So, saya simpulkan ada dua kesalahan fundamental saya, it's only my bad. Pertama, sebenarnya karena apa? kok bisa? ya, karena saya memang tidak mampu, bukan dalam segi finansial (ya alhamdulillah ada aja uang buat UKT), tapi segi intelektual. Jujur, saya ini mendo (Bahasa Jawa: bodoh), apalagi ditambah saya nol putul mengenai apa itu ekonomi mikro, apa itu ekonomi makro, termasuk inflasi, suku bunga, kurs, sukuk, dan apa itu ekonometrika (teknik analisis ekonomi). Dulu saya taunya ya, verb, adverb, adjective, phoneme, morpheme, anecdote dan seabrek materi lainya mengenai bahasa inggris (ya ngga semuanya sih).
Kedua, keputusan saya untuk mengambil jurusan yang samasekali berbeda dan memahami pelajaran yang antah-berantah ini bukan pure keputusan saya, ini tepatnya atas rekomendasi seseorang dari keluarga saya (bukan Bapak atau Ibuk). Ya, ini adalah kesalahan kedua saya setelah pengakuan bodoh dalam mengambil jurusan, yaitu kebodohan karena terlalu mengikuti pilihan orang lain.
Kesalahan kedua saya tersebut sangat fatal. Menghabiskan waktu hanya untuk pilihan orang lain, taruhanya jika sukses buat bersama, tapi kegagalannya kamu sendiri yang menanggung akibatnya. At this point, saya sangat menyarankan untuk "Jangan kuliah! jika kamu hanya mengikuti pilihan orang lain". Berjalanlah di atas kakimu sendiri, agar jatuh bangunya kamu yang mengalami dan akhirnya kamu punya rasa tanggung jawab atas pilihan yang kamu lakoni. Setelah itu, kamu tidak akan menyalahkan orang lain atas jatuhmu dan tidak merasa tersandera oleh keputusan yang bukan pilihanmu.
Sudah barangkali tentu jika kita ini tetap butuh orang lain. Tapi cukup untuk dimintai pertimbangan, bukan pilihan. Belajarlah dengan gembira, tak terbebani, dan bahagia.
Regards, erzeddd.
Posting Komentar untuk "Jangan Kuliah!"
Posting Komentar